Berawal Dari Zakat 25 Tahun Membentang Kebaikan

Dalam hitungan hari Ramadhan kan menyapa kita. Sudah siapkan kita menyambut tamu agung itu? Bahkan televisi sudah bersiap menghadapi ramadhan dengan munculnya iklan sirup.

Ramadhan memang butuh persiapan biar kita bisa memaksimalkan amal sholeh di bulan itu. Nah Dompet Dhuafa tidak ketinggalan untuk mempersiapkan program yang bisa memberikan manfaat yang lebih banyak bagi masyarakat.

Ramadhan identik bulan zakat, berawal dari zakat Dompet Dhuafa bermula. Zakat itu jika dikelola dengan baik akan lebih banyak manfaat yang dirasakan masyarakat. Ibarat sapu lidi, jika diikat akan lebih manfaat dibandingkan satu buah.

Selasa (8/4) telah diluncurkan sebuah web baru www.bawaberkah.org salah satu program fundraising dari Dompet Dhuafa. Bertempat di Graha Bima Sakti, Pasar Minggu Jakarta Selatan. Selain peluncuran web baru juga ada agenda Blogger & Media Gathering bersama Dompet Dhuafa. Acara ini juga merupakan perayaan 25 tahun Dompe Dhuafa. Tidak terasa sudah 25 tahun membentang kebaikan untuk Indonesia.

Dalam acara ini hadir M Syafii El-Banatanie selaku Direktur Dompet Dhuafa Pendidikan, dr. Reza Romadhoni, dokter dari LKC (Layanan Kesehatan Cuma-cuma) Dompet Dhuafa, Bapak Urip Budiarto, GM Resources Mobilitation Dompet Dhuafa/Ketua Ramadhan Dompet Dhuafa 1439H serta Ihsan Tarore. Dan moderator Mba Diani.

Sebagai lembaga amil zakat tentunya mengalami suka duka selama 25 tahun ini. Perlu kerjasama antar personel, maupun dengan donatur sehingga program bisa berjalan sesuai dengan tujuan. Sehingga kebaikan itu menjadi lebih banyak dirasakan oleh masyarakat.

Ketika saya melihat ada stand kopi, langsung saya ingin tahu. Ternyata ini salah satu yang menjadi binaan DD. Sayapun baru mendengar kopi Kahayan dari Sulawesi ini. Konon katanya berasal dari kata Qohwa (Bahasa Arab Kopi), namun karena sulit pengucapan jadi Kahayan. Saya langsung penasaran dan pengen segera mensesap kopi Arabika Kahayan ini.

Barista menyediakan tester dengan metode seduh Pour Over atau V60, pertama yang saya rasakan kopi ini pahitnya muncul karena di seduh dengan suhu 93 derajat, padahal roastingnya sudah Dark.

Di coba lagi seduh dengan mengurangi suhu menjadi 80 derajat, wow enak banget kopi ini, asamnya ada namun tidak terlalu asam seperti kopi dari Jawa Barat. Pokoke uenak pol. Dan sayapun mencoba menyeduh kopi ini, dan pas bener rasanya.

Namun sayang yang di jual di stand kopi sudah di giling, sehingga saya ga bisa menikmati kopi Kahayan di rumah. Semoga suatu hari bisa di jual dalam bentuk roasted bean.

Ini adalah satu bentuk kebermanfaat zakat yang dikelola dengan baik. “Saya Ngopi, Saya Berzakat”.

Saya sudah minum kopi Kahayan, kamu kapan? Iya kamu

Di akhir acara Ihsan Taroreh menghibur peserta dengan suaranya yang merdu itu.

2 thoughts on “Berawal Dari Zakat 25 Tahun Membentang Kebaikan

Leave a comment